Selasa, 21 Desember 2010

TANYA JAWAB TENTANG HADIST

SOAL I
Ada 4 istilah dalam ulumul Hadits yaitu Hadits sunnah,atshar,khabar.
a) Jelaskan pengertian masing masing baik dari segi bahasa maupun istilah
b) Berilah contoh masing masiing!
Sunnah menurut bahasa adalah
الطريقة محمودة كانت أومذمومة
Jalan yang dilalui baik terpuji atau tercela
Contoh seperti sabda Nabi SAW:
لتتبعن سنن من قلكم شبرا بشبرودراعا بدراع حتى لوسلكوا جحرضب لسلكتموه
(رواه البخاري ومسلم)
“sesungguhnya akan mengikuti sunnah sunnah ( perjalanan) orang orang sebelummu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta , sehingga akhirnya mereka memasuki sarang dhab (berupa biawak) sungguh kamu masuki juga “ ( H.R Bukhari dan Muslim )
Menurut istilah seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Ajat Al Khatib:
ماأثرعن النبي صلى الله عليه وسلم من قول اوفعل أوتقرير أوصفة خلقية أوسيرة سواء كان قبل البعثة أوبعدها
“ Segala yang dinukilkan dari Nabi Saw baik berupa Perkataan , Perbuatan , Taqrir, Pengajaran, Sifat, Kelakuan< Perjalan Hidup baik sebelum Nabi diang kat menjadi Rasul atau sesudahnya “
Pengertian Khabar
Secara bahasa artinya warta atau berita yang disampaikan dari seorang kepada orang lain.
Menurut Istilah ahli hadist :
ما أضيف الى النبي صلى الله عليه وسلم أوغيره
“Segala sesuatu yang disandarkan atau berasal dari Nabi SAW, atau dari selain Nabi SAW “
Pengertian Atsar
Dari segi bahasa berarti bekas, sesuatu atau sisa sesuatu
Dari segi Istilah Atsar untuk perkataan perkataan Ulama salaf,Sahabar,Tabiin,dll.
SOAL 2
Unsur hadist ada 3 yaitu sanad ,matan, mukhrijul hadist
a. Jelaskan pengertian masing masing baik dari segi bahasa dan istilah.
b. Berilah contoh masing masing .
a.PENGERTIAN
Adapun yang menjadi Unsur-unsur daripada hadist dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk, yakni:
1. Sanad
Menurut bahasa, sanad ialah sandaran atau sesuatu yang dijadikan sandaran. Menurut istilah ada beberapa pengertian sebagai berikut: Pertama, Silsilah orang-orang yang meriwayatkan hadist yang menyampaikannya kepada matan hadist. Kedua, Silsilah para rawi yang menukilkan hadist dari sumbernya pertama.
Sanad adalah jalan yang menyampaikan kita pada matan hadis atau rentetan para rawi yang menyampaikan matan hadis. Dalam hubungan ini dikenal istilah musnid, musnad, dan isnad. Musnid adalah orang yang menerangkan hadis dengan menyebutkan sanadnya. Musnad adalah hadis yang seluruh sanadnya disebutkan sampai kepada Nabi SAW (pengertian ini berbeda dengan kitab Musnad). Adapun isnad adalah keterangan atau penjelasan mengenai sanad hadis atau keterangan mengenai jalan sandaran suatu hadis.
1. Matan
Suatu yang akan menyampaikan kepada sanad dari ucapan atau disebut juga redaksi hadist atau isi hadist
Menurut istilah, matan adalah lafazd-lafazd hadist yang di dalamnya mengandung makna-makna tertentu.
3. Rawi
Yaitu orang yang meriwayatkan/memberitakan hadist. Sebenarnya antara sanad dan rawi adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkkan. Orang yang menerima hadist kemudian menghimpunnya dan membukukannya dalam satu buku disebut “rawi”. Sedangkan orang yang menerima hadist dari sumber yang pertama (rasulullah), itulah yang disebut dengan “sanad”.
Contoh sanad
Sebagai contoh dari sanad adalah seperti yang terlihat dalam hadis ini :
روى الإمام البخاري قال : حدثنا محمد بن المثنى قال : حدثنا عبد الوهاب الثقفي قال : حدثنا أيوب. عن أبي قلابة . عن أنس عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ثلاث من كن فيه وجد حلاوة الإيمان أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما. وأن يحب المرء لا يحبه إلا لله . وأن يكره أن يعود في الكفر كما يكره أن يقذف في النار
“Imam Bukhari meriwayatkan, ia berkata, “Telah menceritakan kepada kami Muhammad ibn al-Mutsanna, ia berkata, “telah menceritakan kepada kami ‘Abd al-Wahhab al-Tsaqafi, ia berkata, ‘telah menceritakan kepada kami Ayyub, dari Abi Qilabag, dari Anas, dari Nabi SAW., beliau bersabda, ‘Ada tiga hal yang apabila seseorang memilikinya maka ia akan memperoleh manisnya iman, yaitu bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada selain keduanya, bahwa ia mencintai seseorang hanya karena Allah SWT, dan bahwa ia benci kembali-kepada kekafiran sebagaimana ia benci masuk ke dalam api neraka’.”

Pada hadis di atas terlihat adanya silsilah para perawi yang membawa kita sampai kepada matan hadis, yitu Bukhari. Muhammad ibn al-Mutsanna, ‘Abd al-Wahhab al-Tsaqafi, Ayyub, Abi Qilabah, dan Anas r.a. Ranggakaian nama-nama itulah yang disebut dengan sanad dari Hadis tersebut, karena merekalah yang menjadi jalan bagi kita untuk sampai ke matan Hadis dari sumbernya yang pertama.
Contoh matan
Dari Hadis berikut :
روى الإمام البخاري قال : حدثنا محمد بن المثنى قال : حدثنا عبد الوهاب الثقفي قال / حدثنا أيوب. عن أبي قلابة . عن أنس عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ثلاث من كن فيه وجد حلاوة الإيمان أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما . وأن يحب المرء لابحبه إلا لله . وأن يكره أن يعودفي الكفر كما يكره أن يقذف في النار.
“Imam Bukhari meriwayatkan, ia berkata, “telah menceritakan kepada kami Muhammad ibn al-Mtsanna, ia berkata, ‘telah menceritakan kepada kami’ Abd al-Wahhab al-Tsaqafi, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Ayyub, dari Abi Qilabah, dari Anas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, ‘Ada tiga hal yang apabila seseorang memilikinya maka ia akan memperoleh manisnya iman, yaitu bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada selain keduanya, bahwa ia membenci masuk ke dalam api neraka”.
Makna , lafaz :
... ثلاث من كن فيه ... إلى ...أن يقذف في النار
“Adalah merupakan matan dari Hadis tersebut”.
SOAL 3
Sebutkan syarat syarat ke Sahih an sebuah Hadist dan berilah penjelasan !
Syarat – syarat ke Sahih an Hadist :
1. Sanad nya bersambung ( Ittisal as sanad)
Artinya setiap hadist yang diriwayatkan oleh perawi tali – temali sambung dalam penerimaan hadistnya Kepada Nabi Muhammad SAW.
2. Diriwayatkan oleh Penutur /Perawi yang adil.
Artinya adil dalam periwayatanya dan sifat yang ada pada seseorang yang senantiasa mendorong untuk bertakwa dan menjaga kredibelitasnya
3. Memiliki sifat Istiqomah dan kuat ingatanya (Dhobit)
Ada dua macam yaitu dhobitus shodri yaitu kuat hafalan dan dhobitul kitab yaitu kuat dalam tulisan
4. Hadist yang diriwayatkan tidak syadz.
5. Hadist yang diriwayatkannya harus terbebas dari illat (cacat) yang dapat menyebabkan kualitas hadist menjadi turun
HADIST SAHIH TERBAGI MENJADI DUA MACAM
2. SAHIH LIDZATIHI
Adalah sebuah hadist yang mencakup semua syarat hadist sahih dan tingkatan rawinya pada tingkatan pertama . Sehingga apabila sebuah hadist telah di telaah dan telah memenuhi syarat diatas , tetapi tingkatan perawinya berada di tingkatan kedua maka hadist tersebut dinamakan hadist hasan.
3. SAHIH LIGHOIRIHI
Hadist diamakan Lighoirihi karena ke Sahih an hadist ini disebabkan oleh sesuatu yang lain,yaitu dikuatkan dengan bantuan hadist lain dengan teks yang sama yang diriwayatkan melalui jalur lain.
CARA MENGUKUR KESAHIHAN SEBUAH HADIST
Untuk mengetahui sebuah Hadist sahih atau tidak, kita bisa melihat dari beberapa syarat yang telah tercantum dalam sub yang menerangkan sesahihan hadist tersebut. Apabila dalam syarat syarat yang ada pada hadist shahih tidak terpenuhi , maka secara otomatis tingkat hadist itu akan turun dengan sendirinya .
SOAL 4
Jelaskan Pengertian Tahamul al Hadist dan Pengertian Ada’ul Hadist dan sebutkan 8 metode Tahammul Hadist!
Pengertian Tahammul Hadist
Ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan tahammul adalah “ mengambil atau menerima hadist dari seorang guru dengan salah satu cara tertentu “
Pengertian Ada’ul al-Hadist
Ada’ secara etimologis berarti sampai atau melaksanakan
Secara terminologis Ada’ berarti sebuah proses mengajarkan (meriwayatkan) dari seorang guru kepada muridnya
Pengertianya adalah meriwayatkan dan menyampaikan Hadist kepada murid atau proses mereportasekan Hadist setelah ia menerimanya dari seorang guru.
DELAPAN METODE TAHAMMUL WA ADA’UL HADIST
Ada delapan sigat isnad dan yang disebutkan lebih dulu lebih tinggi tingkatannya dari yang disebut kemudian, yaitu:
(1) as-sima’min lafz asy-syaikh (mendengar dari lafal syekh), contohnya: sami’tu (aku mendengar);
(2) qira’at ala asy-syaikh (membaca tulisan syekh), contohnya: qara’tu ‘ala (aku membaca);
(3) al-ijazat, contohnya: ajaztu laka Sahih al-Bukhari (aku bolehkan/izinkan untukmu kitab Sahih al-Bukhari);
(4) al-munawalah, contohnya: “hadis ini saya terima dari si Anu, maka riwayatkanlah atas namaku”;
(5) al-mukatabah (tulisan), contohnya: “si Anu telah menceritakan padaku secara tertulis”;
(6) al-i’lam (pemberitahuan), contohnya: “Saya telah meriwayatkan hadis ini dari si Anu, maka riwayatkanlah daripadaku”;
(7) al-wasiyat, yakni guru mewasiatkan suatu hadis menjelang ia pergi jauh atau merasa ajalnya sudah dekat; dan
(8) al-wijadah, yakni rawi memperoleh hadis yang ditulis oleh seorang guru, tetapi tidak dengan jalan sima’i atau ijazah, baik semasa atau tidak, baik berjumpa atau tidak. Sigat isnad itu dalam kitab-kitab hadis biasa disingkat penulisannya.
1. SIMAK ( Mendengar)
Yaitu mendengar langsung dari sang guru , simak mencakup Imla’ (Pendektean) dan tahdist (Narasi atau memberi informasi)
Menurut mayoritas ahli hadist simak merupakan shigat riwayat paling tinggi.
2. AL QIRA’AH( membacakan hadist pada Syeikh)
Qiraah sendiri memaparkan sendiri yang juga disebut Al-Ard memiliki dua bentuk. Pertama, seorang rawi membacakan hadist syeikh,. Baik hadist yang dia hafal atau yang terdapat dalam sebuah kitab yang ada didepannya. Kedua, ada orang lain membacakan hadist, sementara rawi dan syeikh berada pada posisi mendengarkan.
3. IJAZAH
Salah bentuk menerima hadist dan mentranferkan dengan cara seorang guru memberi izin kepada muridnya atau orang lain unuk meriwayatkan hadist yang ada dalam catatan pribadinya ( kitab ), sekalipun murid tidak pernah membacanya atau mendengar langsung dari sang guru. Ibnu Hazm menentang wirayat dengan ijazah dan menggapnya sebagai bid’ah.
4. MUNAWALAH
Tingkatan seorang guru memberikan sebuah kitab atau hadist tertulis agar disampaikan dengan mengambil sanad darinya. Menurut Shiddiq Basyir Nashr dalam bukunya dalam bukunya Dlawabith al Riwayah Munawalah terdapat dua bagian, yaitu disertai dengan riwayah dan tidak disertai dengan riwayah.
5. MUKATABAH ( menulis )
Yang dimaksud dengan menulis disini adalah aktifitas seorang guru menuliskan hadist baik ditilis sendiri atau menyuruh orang lain untuk kemudian diberikan kepada orang yang berada dihadapannya,atau dikirimkan pada orang yang berada ditempat lain.
6. AI-I’LAM ( memberitahukan )
I’lam adalah tindakan seorang guru yang memberikan kepada muridnya bahwa kitab atau hadist ini adalah riwayat rawinya atau dari yang dia dengar, tanpa disertai dengan pemberian ijazah untuk menyampaikannya. Masuk dalam bagian ini apabila seorang murid berkata kepada gurunya ” ini adalah hadist riwayat,bolehkah saya menyampaikannya? “ lalu syeikh menyawab ya atau hanya diam saja.
7. WASIAT
Wasiat adalah penegasan syeikh ketika hendak bepergian atau dalam masa masa sakaratul maut; yaitu wasiat kepada seseorang tentang kitab tertentu yana di riwayatkannya. Sejumlah ulama’ memperoleh mereportasekan hadist yang diperoleh dengan cara wasiat. Waasiat hadist menurut mereka sama dendan pemberitahuan dan pemberian, yang seolah olah sheikh memberikan izin kepada muridnya dan memberitahukan bahwa ini termasuk riwayatnya.
8. WIJADAH
Seorang rawi menemukan hadits yang ditulis oleh orang yang tidak seperiopde,atau seperiode namun tidak bertemu, atau pernah bertemu namun ia tidak mendengar langsung hadist tersebut dari penulisnya. Wijadah juga tidak terlepas dari pertentangan pendapat antara yang memperolehkan dan tidak.namun para kritikus hadist yang memperolehkan menyatakan bahwa, ketika penemu ingin mertiwatkannya maka ia harus menggunakan lafat Wajattuh bihotti fulan atau Fulanu bihottihi. Wajattu fi kitab.
SOAL 5
Jelaskan Pengertian Ilmu Al – Jarh Wat Ta’dil , Sebutkan dan uraikan tingkatan attakhrir dan tingkatan Al Jarh secara detail !
Pengertian Ilmu Jarhi Wattakrir
Ilmu al-jarh, yang secara bahasa berarti luka, cela, atau cacat, adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kecacatan para perawi, seperti pada keadilan dan kedhabitannya. Para ahli hadis mendefinisikan al-jarh dengan:
الطعن فى راوى الحديث بما يسلب أو يخل بعدالته أو ضبطه
"kecacatan pada perawi hadis disebabkan oleh sesuatu yang dapat merusak keaiban atau kedhabitan perawi".[2]
Sedangkan menurut istilah ahli hadis, adalah:
ظهور وصف فى الراوى يفسد عدالة أو يخل بحفظه وضبطه مما يترتب عليه سقوط روايته أو ضعفها وردها.
" Nampak suatu sifat pada rawi yang merusakan keadilannya, atau mencedarakan hafadahnya, karenanya gugurah riwayatnya atau dipandang lemah".[3]
Al – Jarh berarti munculnya suatu sifat dalam diri perawinya yang menodai sifat adilnya, atau mencacatkan hapalan dan kekuatan ingatan nya yang mengakibatkan gugur riwayatnya atau lemah riwayatnya atu bahkan tertolak riwayatnya , adapun At- tajrih menyifati seorang perawi dengan sifat sifat yang membawa konsekuensi penilaian lemah atas riwayat , ya atau tidak diterima.
Tingkatan Attakrir
Pertama , dengan kepopuleranya di kalangan para ahli ilmu bahwa ia dikenal sebagai seorang yang adil (bisy-syurah)
Kedua , dengan pujian dari seseorang yang adil yaitu ditetapkan sebagai rawi yang adil oleh orang yang adil yang semula rawi yang di takdilkan itu belum terkenal sebagai rawi yang adil.
Tingkatan Al - Jarh.
Tingkatan al-jarh (cacat) dan lafadznya
a. lafadz yang menunjukan pada kelemahan.
b. Lafadz yang dijelaskan dengan ketidakadahujjahan atau yang semisalnya.
c. Lafadz yang dijelaskan dengan tidak ada penuisan hadis.
d. Lafadz yang mengandung penuduhan kebohongan atau yang lainnya.
e. Lafadz yang menunjukan kebohongan.
f. Lafadz yang menunjukan pada keterlaluan si rawi tentang cacatnya dengan menggunakan lafadz ynag berbentuk af'al al tafdil.
Hukum tingkatan ini adalah: a) yang termasuk dua martabat pertama tidak bisa dipakai hujjah hadisnya sama sekali tetapi hadisnya ditulis hanya sebagai kata-kata saja;
b) adapun empat tingkatan selanjutnya tidak bisa dipakai hujjah dan tidak bisa ditulis untuk apapu

4 komentar:

  1. Apakah hadis ini sahih pak ustad

    Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
    ﺇﺫﺍ ﺗﻢ ﻓﺠﻮﺭ ﺍﻟﻌﺒﺪ ، ﻣﻠﻚ ﻋﻴﻨﻴﻪ ، ﻓﺒﻜﻰ ﺑﻬﻤﺎ ﻣﺎ ﺷﺎﺀ
    "Saat sempurna kejahatan seorang hamba, maka dia dapat memiliki (mengendalikan) dua matanya, lalu dia dapat menangis dengannya kapanpun ia mau."

    HR. Ibnu 'Adi dari sahabat Uqbah bin Amir, dalam kitabnya al-Kamil juz 4 hlm 150.

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum wrwb
    Saya ingin bertanya ttg perseteruan yg sedang hebon skrg ini, yaitu ttg perkara bidah, saya tidak begitu berilmu ttg hal tersebut, tetapi sepengetahuan saya, ttg ayat2 Al-Qur'an atau pun hadis, tidak semerta Merta ada, dan selalu ada kejadian yg mengikuti ttg ual tersebut, baik perintah maupun larang Nya,
    Yg saya tanyakan kejadian apa pada saat itu saat Rasulullah bersabda ttg bidah, saya yakin berdasarkan kejadian tersebut lah akan terjawab ttg perkara bidah yg heboh ini. Trmksh wassalam

    BalasHapus
  3. Soal soal tentang bentuk bentuk hadis

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum Masalah ahli waris, rumah warisan dimiliki 9 org jika ada ahli waris yg bersangkutan yg membeli rumah warisan tsb, apakah masih tetap memiliki hak waris tsb karena ahli waris tsb yg membeli nya terima kasih

    BalasHapus