SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“BHS. INDONESIA”
Dosen pembimbing:
Drs.Warsiman, M.Pd.
Oleh:
jamal
NIM:D57209132
JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2009-2010
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah azza wa jalla, yang telah memberikan nikmat iman dan insan kepada kita, dan yang telah menghemparkan bumi ini sebagai media belajar bagi umat manusia. Sholwat serta salam semoga tercurahkan kepada Rosulullah SWT. Keluarga, sahabat dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.
Karya ilmiah ini dibuat untuk menjelaskan mengenai masuknya ajaran islam di Indonesia. Dengan menbitik beratkan mengenai masuknya agama islam di Indonesia, kerajaan-kerajaan islam pertama di Indonesia, dan peranan para wali yang ikut serta dalam penyebaran agama islam di Indonesia.
Hanya karna Allah segala sesuatu dapat terjadi, dengan karna rahmat dan hidayah dari Allah, saya bisa menyelesaikan karya ilmiah ini. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu. Terima kasih saya ucapkan kepada:
1. Bapak Warsiman, M.Pd. selaku dosen pembimbing di fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya.
2. Kedua orang tua saya yang memiliki kedudukan terindah dalam hati saya, terima kasih atas do’a dan dorongannya.
3. Semua pihak yang mendukung pembuatan karya ilmiah ini.
Saya menyadari kesempurnaan hanya milik Allah SWT, maka saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan karya-karya tulis di masa datang.
Surabaya, 12 Januari 2010
jamal
Daftar isi
Kata pengantar i
Daftar isi v
BAB I Pendahuluan 1
BAB II Masuknya islam di Indonesia 2
A. Waktu masuknya islam di Indonesia 2
B. Penyebaran islam dari Daerah ke daerah 3
C. Kerajaan-kerajaan islam pertama di Indonesia 4
1. Kerajaan-kerajaan islam pertama di Sumatra 4
a) Kerajaan Samudra Pasai 4
b) Kerajaan Aceh 4
2. kerajaan-kerajaan islam pertama di Jawa 5
a) Kerajaan Demak 5
b) Kerajaan Pajang 6
c) Kerajaan Mataram 6
d) Kerajaan Cirebon 7
D. Penyebaran islam oleh walisongo 7
BAB III Penutup 9
Daftar Pustaka 10
Bab I
Pendahuluan
Islam pertama masuk di Indonesia oleh para pedagang dari Arab, India, dan Cina. Meraka dating ke daerah-daerah pesisir dan berhubungan langsung dengan para [pedagang internasional. Selain untuk berdagang mereka juga mengenalkan islam kepada para pedagang Indonesia. Agama islam berkembang pesat di daerah-daerah pesisir, karena para punduduk tidak mau kehilangan para pedagang-pedagang internasional itu. Kerajaan pertama di Indonesia adalah kerajaan Pasai, Aceh, dan Perlak. Agama islam pun berkembang dengan pesat, selain pedagang-pedagang islam para walisongo juga tidak lepas dari peranan penyebaran agama islam di Indonesia. Bedanya para wali mmenyebarkan dengan cara memasukkan islam dalam adapt pernikahan, pendidikan, kesenian dll. Dengan begitu islam bias berkembang sangat pesat dan tanpa adanya paksaan dari siapapun.
Bab II
Masuknya Islam di Indonesia
A. Awal masuknya Islam di Indonesia
Ajaran Islam masuk di Indonesia yaitu pada abad ke-7 M (Suryanegara, 1996: 158). Islam dating dan menyebar di Indonesia melalui jalur perdagangan dengan cara-cara damai, dan tanpa adanya paksaan dari siapapun. Bangsa Arab adalah pedagang yang pertama kali datang ke Indonesia, karena bangsa Arab telah telah memiliki peta bumi yang di lengkapi dengan samudra Indonesia, dan menguasai jalur laut menuju Nusantara (Suryanegara, 1996: 159). Dengan semua itu bangsa Arab datang ke Indonesia untuk berdagang dan mengenalkan agama islam di daerah-daerah Indonesia. Secara perlahan para pedagang Indonesia menerima agama islam itu, karna islam adalah agama yang tidak sulit dipelajari. Pada tahun 647 telah berdiri perkampungan Arab islam dipantai Sumatra Barat (Suryanegara, 1996:159). Setelah bangsa Arab mengembangkan Islam di Indonesia, datang pedagang dari bangsa India dan Cina datang ke Indonesia untuk berdagang dan menyebarkan agama. Sehingga para pedagang laut Indonesia sudah banyak mempelajari Islam dan para pedagang juga banyak yang memeluk agama Islam sampai berdirilah kerajaan-karajaan Islam di Indonesia, semua itu terjadi karna padagang-pedagang Islam yang datang ke Indonesia, adanya komunitas-komunitas Islam di daerah kepulauan Indonesia, disamping berita-berita asing, juga makam-makam Islam, dan dari situlah berdirinya kerajaan-kerajaan Islam(Yatim, 2003: 193).
Menurut Yatim (2003: 193)
Penduduk kepulauan ini masuk islam, tentu bermula dari penduduk pribumi di koloni-koloni pedagang muslim itu. Menjelang abad ke-13 M, masyarakat muslim sudah ada di Samudra pasai, perlak dan palembang di Sumatera. Di Jawa, makam Fatima binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 475 H (1082 M), dan makam-makam islam itu di Tralaya yang berasal dari abad ke-13 merupakan bukti berkembangnya komunitas islam, termasuk di pusat kekuasaan Hindu-Jawa ketika itu,Majapahit. Namun, sumber sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan tentang perkembangan masyarakat islam di Indonesia, baik berupa prasasti dan histrografi tradisional maupun berita asing, baru terdapat ketika “komunitas Islam” beruba menjadi pusat kekuasaan.
B. Penyebaran Islam dari Daerah ke-daerah
Islam masuk di daerah-daerah dikarnakan penduduk daerah pesisir yang secara ekonomi bergantung pada perdagangan Internasional, cenderung menerima Islam dalam rangkah mempertahankan para pedagang Muslim yang ada di Nusantara untuk tetap mengunjungi dan berdagang di pelabuan-pelabuan mereka. Sejak saat itu Islam mulai menyebar dan secara alami terjadi proses asimilasi dan alkulturasi terhadap budaya lokal. Masuk dan berkembangnya Islam di Aceh pada tahun 1978, menyebutkan bahwa perlak, lamuri, dan pasai adalah kerajaan Islam yang pertama di Indonesia (Hasymi,Hidayat: 2009).
Menurut Hasymi, Hidayat (2009)
menulis, pada tahun 173 H sebuah kapal layar telah berlabuh di Bandar Perlak, membawa angkatan dakwah dibawah Nakhoda Khalifah, yang datang dari Teluk Kambay Gujarat, pada tanggal 1 Muharram 225H Kerajaan Perlak di Proklamasikan menjadi sebuah kerajaan Islam dan Sayid Abdul Aziz dilantik menjadi raja dengan gelar Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah.
Angkatan dakwah yang dipimpin Nakhoda Khalifah berjumlah 100 orang yang terdiri dari orang Arab, Persia, dan India. Salah seorang dari mereka adalah Sayid Ali dari suku Quraisy yang kawin dengan seorang putri Perlak yaitu Makhdum Tansyuri adik dari Meurah (kepala suku) Perlak yang bernama Syahir Nuwi, adalah anak dari Pangeran Salman yang datang ke Perlak 50 tahun sebelum kedatangan angkatan dakwah tersebut. Jadi dapat diduga bahwa Islam masuk ke Aceh pada awal abad ke dua Hijriah atau akhir abad pertama Hijriah.
Dari perkawinan Sayid Ali dengan Makdum Tansyuri lahirlah Sayid Abdul Aziz. Dari sini dapat kita telusuri bahwa silsilah Sayid Abdul Aziz adalah Abdul Aziz bin Ali bin al-Muktabar bin Muhammad ad-Diba bin Jakfar Shiddiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain asy-Syahid bin Ali bin Abi Thalib/Fathimah binti Rasulullah Saw.
Sejak saat itu penyebaran Islam dari daerah ke daerah mengalami perkembangan yang pesat. Sejumlah kerajaan seperti kerajaan Pasai, kerajaan Aceh sampai ke Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Pariaman juga menerima Islam.
C. Kerajaan-kerajaan Islam pertama di Indonesia
Setelah Islam berkembang didaera-daerah, sejumlah kerajaan-kerajaan Islam mulai bermunculan. Diantaranya kerajaan Islam di Sumatera dan di Jawa.
1. Kerajaan-kerajaan Islam pertama di Sumatera
a) Samudra pasai
Samudra pasai merupakan kerajaan Islam yang pertama di Indonesia. Menurut yatim (2003. 205), munculnya karajaan pasai pada abad ke-13 M itu didukung oleh adanya nisan kubur terbuat dari granit asal samudra pasai pada tahun 650-688 H / 1261-1289 M pemerintanya dipimpin oleh raja Meurah situ ( al-Malik as-Saleh) bahwa beliau adalah keturunan raja perlak (Hidayat, 2009 : 3). Kerajaan ini mengalami kejayaan karena perekonomiannya sangan bagus, penghasilannya dari perdagangan dan palayaran. Pasai merupakan suatu daerah penting sebagai penghubung pusat perdagangan yang ada di Indonesia, India, Cina, dan Arab.
Menurut yatim (2003:208)
Kerajaan samudra pasai berlangsung sampai tahun 1524 M. pada tahun 1521 M karajaan ini ditaklukan portugis yang mendudukinya selama tiga tahun,kemudian tahun 1524 M diambil alih oleh raja Aceh, Ali Mughayatsyah. Selanjutnya, kerajaan samudra pasai berada dibawa pengaruh kesultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam.
b) Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-15 M, diatas puing-puing kerajaan Lamuri, oleh Muzaffar Syah (1465-1497 M), (Machmud, yatim, 2003:208).pada masa pemerintahan Raja Muzaffir Syah, kerajaan Aceh mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam bidang perdagangan, karena kerajaan Aceh banyak di datangi oleh pedagang Islam. Menurut Hidayat (2009:3) sejak saat itulah wilayah kerajaan-kerajaan Aceh berdatangan sejumlah ulama dari Arab yang mengajarkan Islam.
Puncak kekuasaan kerajaan Aceh terletak pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1608-1637). Pada masanya Aceh menguasai seluruh pelabuhan di pesisir timur dan barat Sumatra (yatim, 2003:210). Setelah itu Sultan Iskandar Muda di ganti oleh Iskandar Tsani, kerajaan Aceh mengalami kemajuan pada Agama dan pemeritahannya.
Menurut yatim (2003:10)
Tidak seperti Iskandar Muda yang memerintah dengan tangan besi, penggantinya Iskandar Tsani, bersikap lebih liberal dan adil. Pada masanya Aceh terus berkembang untuk masa beberapa tahun. Pengetahuan agama maju dengan pesat. Akan tetapi, kemajuannya diikuti oleh masa-masa bencana tatkalah beberapa sultan perempuan menduduki singgasana pada tahun 1641-1699 beberapa wilayah taklukannya lepas, dan kesultanannya tidak banyak bermanfaat, sehingga menjelang abad ke-18 M kesultanan Aceh merupakan bayangan dari masa silam dirinya, tanpa kepemimpinan dan kacau belah.
2. Kerajaan-kerajaan Islam pertama di Jawa
a. Kerajaan Islam Demak
Kerajaan yang pertama di Jawa adalah kerajaan Demak, kerajaan ini berdari atas usulan para walisongo, di bawah pimpinan Sunan Ampel. Wali Songo sepakat mengangkat Raden Fatah sebagai raja pertama Kerajaan Demak. Ia mendapat gelar Senopati Jembun Ngabdurahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama (Yatim,2003:210).
Menurut Redha (2009:1)
Masa pemerintahan Raden Fatah berlangsung kira-kira abad ke-5 hinga abad ke-16. Raden Fatah adalah anak raja Majapahitdari Ibu keturunan Campa, ia diganti anaknya yang bernama Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor. Ketika itu Pati Unus berusia 17 tahun pada tahun 1507 M. setelah ia menduduki raja ia mengadakan serangan terhadap Malaka, semangat perangnya makin memuncak ditaklukkan Portugis tahun 1511, tapi mengalami kegagalan karena kuatnya Portugis. Akhirnya ia kembali tahun 1513. Pati Unus digantikan Sultan Trenggono yang dilantik Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Abdul Arifin. Ia memerintah tahun 1524-1546. Pada masanya Islam berkembang sampai di Kalimantan Selatan. Ia wafat ketika mengadakan penyerangan ke Blambangan kemudian digantikan adiknya yang bernama Prawoto. Pada masanya terjadi kerusuhan hingga ia meninggal dan kemudian digantikan Jaka Tingkir yang dapat membunuh Arya Penangsang. Kemudian Kerajaan Islam pindah dari Demak ke Pajang.
b. Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah sebagai kelanjutan kerajaan Demak. Menurut Ayu (2009: 1) Sultan Trenggana mengangkat Jaka Tingkir menjadi menantunya dengan Ratu Kalinyaman. Jaka Tingkir atau yang bergelar Hadiwijaya akhirny menjadi pewaris tahta kerajaan Demak yang ibu kotanya di Pindah ke Pajang. Jaka tingkir adalah raja pertama di Pajang.
Menurut Redha (2009: 1)
Pada masa pemerintahannya ia memperluas kekuasaannya sampai Madiun dan menaklukkan Blora serta Kediri. Tahun 1513 ia mendapat pengakuan dari raja Jawa sebagai raja Islam. Di masa pemerintahannya, kesusasteraan dan kesenian keraton menjadi maju, di Demak dan Jepara. Pengaruh Islam semakin kuat di Jawa. Sepeninggal Sultan Adiwijaya tahun 1587, kedudukannya digantikan oleh Aria Penggiri anak Prawoto. Anak Sulatan Adiwijaya yaitu Pangeran Benowo diberi kekuasaan di Jipang, tetapi ia mengadakan pemberontakan kepada Aria Penggiri yang mendapat bantuan dari Senopati Mataram. Usahanya berhasil. Ia memberikan tanda terima kasihnya kepada Senopati berupa hak atas warisan ayahnya tetapi ditolak dan meminta pusaka kerajaan Pajang dipindah ke Mataram. Dengan demikian, Pajang dibawah kekuasaan Mataram.
c. Kerajaan Mataram
Menurut Redha (2009: 2)
Mataram dikuasai oleh Senopati sampai tahun 1601, sepeninggalnya ia diganti anaknya yang bernama Sedo Ing Krapyak yang memerintah sampai tahun 1613 Masehi. Kemudian Sedo Ing Krapyak diganti anaknya bernama Sultan Agung (1613-1646). Pada masa pemerintahannya terjadi kontak senjata dengan VOC. Tahun 1646 ia diganti anaknya Amangkurat. Pada masanya terjadi perang saudara dengan Pangeran Alit yang mendapat bantuan dari ulama. Akibatnya para ulama pendukung dibantai habis pada tahun 1647. Pemberontakan itu diteruskan oleh Raden Kajoran 1677 dan 1678. Pemberontakan itulah yang menyebabkan runtuhnya Majapahit.
d. Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan pertama di Jawa Barat yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Dari Cirebon beliau mengembangkan islam di daerah sekitar Jawa Barat. Menurut Redha pada tahun 1525 beliau kembali ke Cirebon, sedangkan Banten diserahkan kepada putranya yaitu Sultan Hasanudin. Setalah Sultan Gunung Jati wafat beliau diganti oleh cicitnya yang bergelar Pangeran Ratu. Setelah Pangeran Ratu wafat kemudian digantikan putranya Pangeran Ginoloyo. Sepeninggalnya, Cirebon dipegang dua orang pemimpin yaitu panembahan sepuh yang bergelar Syamsudin dan panembahan anom bergelar Badrudin.
D. Penyebaran Islam oleh walisongo.
Walisongo adalah toko penyebar ajaran Islam di Indonesia, Maulana Malik Ibrahim adalah salah satu toko dari walisongo yang pertama datang ke pulau Jawa dan menetap disebuah desa yang bernama Leran (Gresik). Menurut Hidayat (2009:5) berdasarkan tulisan yang ditemukan pada batu nisan Maulana Malik Ibrahim, beliau wafat pada tahun 1419 M. dalam riwayat hidupnya, beliau berdakwa di Gresik selama 20 tahun. Jadi dapat diduga bahwa beliau mulai menetap di Gresik pada tahun 1399 M. tapatnya, beliau meninggal pada tanggal 12 robiul awal tahun 882 H / 1419 M.
Para walisongo menyebarkan agama Islam dengan cara-cara yang unik, mereka menggunakan adat orang Jawa. Seperti adapt perkawinan, keseman dan pendidikan, semua media itu dimasukan ajaran Islam.
Cara pemasukannya sebagai berikut :
a. Pernikahan
Pernikahan digunakan sebagai media penyebaran Islam di Indonesia, apabilah anak pedagang dari pesisir ingin menikah pada anak pedagang muslim, maka anak pesisir itu harus masuk Islam terlebih dahulu. Dengan demikian mereka akan mempunyai keturunan Islam, dan Islam akan berkembang terus.
b. Kesenian
Wayang sebagai media komunikasih yang memiliki pengaru besar terhadap pola pikir masyarakat. ( suryanegara, 1996:161). Dalam pertunjukan wayang walisongo menyarankan kepada masyarakat, siapa yang ingin melihat pertunjukan itu haruslah berwudlu dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Dengan demikian banyak masyarakat memeluk Islam.
c. Pendidikan
Para walisongo mendirikan pondok, dan pesantren-pesantren untuk mengajarkan Islam kepada masyarakat sekitar. Orang yang masuk kepondok atau pesantren, mereka akan di ajarka agama Islam. Setelah mereka keluar dari pondok atau pesantren, mereka akan menyebarkan agama Islam kedaerah mereka masing-masing.
Bab III
Penutup
Dari sini dapat kita simpulkan bahwasahnya Islam masuk di Indonesia dengan cara pedagang Islam dari Arab, India, Cina yang ke Indonesia. Mereka dating ke daerah-daerah pesisir untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam. Sehinga kerajaan Islam banyak di Indonesia, selain para pedagang, walisongo juga ikut berperan dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Islam pun berkembang dengan pesat di Indonesia.
Daftar Pustaka
Ayu, Khairunisya . 2009. “ Kerajaan Islam di pulau Jawa”. Tersedia [online] www.wordpress.com.
Hasyim, A. 1981. Sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Bandung. PT. Al ma’arif.
Hidayat, Ahmad. 2009. “Sejarah Oslam sampai ke Nusantara”. Tersedia [online]. www.telagahikmah.org.
Redha. 2009. “Kerajaan Islam Nusantara – kerajaan Islam di Jawa”.tersedia [online] www.blog.Unila.co.id.
Suryanegara, Akhmad Mansur. 1996. Menemukan sejarah – wacana pergerakan Islam di Indonesia. Bandung. Mizan.
Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradapan Islam Dirasah Islamiah II. Jakarta. PT Rasa Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar