Selasa, 21 Desember 2010

Pendekatan dan Metode dalam Remedial Teaching

Makalah

Pendekatan dan Metode dalam Remedial Teaching

Diajukan untuk memenuhi tugas kuliyah
Materi : Psikologi Pembelajaran
Dosen Pembimbng : Drs. Mahfud Shalahuddin M.Ag










Disusun Oleh

Jamal

Nim : D 57209132

Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Tarbiyah
Jurusan PGMI
Tahun Akademik 2009-2010




KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim alhamdulillahi rabbil alamein kami panjatkan puja dan puji syukur kepada allah SWT. Atas segala rahmat dan nekmatnya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik sekalipun banyak diantara kekurangan dan kesalahan yang ada pada makalah ini. Sekalipun demikian kami akan tetap berusaha untuk menunjukkan yang terbaik bagi para pembaca khususnya Bapak Drs. Mahfud Shalahuddin M.Ag. Sebagai pembimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Shalawat dan salam semuga tetap menetes kepada baginda kita nabi besar Muhammad Saw. Yang telah membimbing kita, memberikan jalan dan mutifasi yang baik demi kesejahteraan kita baik di dunia maupun di akhirat. Amien. Karena beliau jugalah yang menjadi figur kita pemimpin yang baik, serta ilmuan yang tidak ada duanya. Sesuai dengan sabdanya rasululah ”Khairunnasi Anfauhum linnas”.
Para pembaca yang kami cinta sayangi kami menulis makalah ini tentang PENDEKATAN dan METODE DALAM REMEDIAL TEACHING , bertujuan agar dalam melaksanakan tugas kita sebagai pendidik bisa lebih terarah dan semuga makalah ini menjadi sebuah metode atau perinsip yang akan lebih memacu para pengajar dalam mengembangkan pendidikan lebih lebih pada peserta didik kita.
Harapan kami kepada pembaca agar dapat mengambil kabaikan yang kami kemukakan dan kami tunggu keritikan dan saran untuk lebih mengembangkan kwalitas pendidikan yang tak hanya bertumpu pada pelajaran saja tetapi bagaimana perbuatan kita bisa lebih baik dari yang sebelumnya. Amien.
Terima kasih. Ttd.

Penulis



DAFTAR ISI

Caver……………………………………………………………………………
Kata Pengantar …………………………………………………………………..
Daftar Isi ………………………………………………………………………...
BAB I Pendahuluan……………………………………………….....…………………..
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan ..........................................................................................................
BAB II.
Pembahasan ....................................................................................................
A. Pendekatan yang Bersifat Kuratif ................……………………………….
1. pengulangan....…….……………………………………..
2. pengayaan/pengukuran …………..…………………………
3. percepatan (Akselerasi) ………………………………….…..
B. Pendekatan yang bersifat Preventif ..…………………………………
C. Pendekatan yang bersifat pengembangan ....…………………………
D. Metode dalam remedial Teaching .………………………………………...
E. Prosedur dalam pelaksanaan remedial Teaching .………………………….
BAB IV Penutup …. ……………………………………………………………..
Kesimpulan ……………………………………………………………….
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peserta didik merupakan tunas bangsa yang akan menggantikan kita semua untuk melanjutkan tongkat estafet bangsa. Maka dari itu mereka merupakan suatu hal yang mesti kita bina pelihara dengan sebaik baiknya agar kehidupan ini bisa tambah lebih baik dari kehidupan sebelumnya dengan cara memberikan warisan pendidikan atau pembelajaran kepada mereka.
Dalam memberikan pembelajaran pada peserta didik tidak selamanya akan berjalan mulus pasti ada hal hal yang bisa menghambat peroses pembelajaran itu sendiri baik itu dari diri peserta didik tersebut maupun dari lingkungan yang menjadi penunjang bagi peserta didik dalam penerimaan pembelajaran.
Untuk itu kami akan membahas sedikit banyak tentang Pendekatan dan Metode Pembelajaran remedial guna mempermudah para pendidik dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pendidik.
B. Rumusan Masalah
1. ada berapakah macam macam pendekatan dalam pengajaran remedial?
2. sebutkan metode apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi problem dalam pengajaran perbaikan (remedial teaching) !
3. bagaimana prosedur pelaksanaan Remedial Teaching?
C. Tujuan
Adapun tujuan kami dengan menulis makalah ini adalah untuk membantu para pendidik dalam mengatasi problem yang terjadi pada dunia pendidikan yang bersumber dari peserta didik. Sehingga peroses pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik tiada kendala dan sesuai dengan apa yang kita harapkan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan yang Bersifat Kuratif
Pendekatan ini diadakan mengingat kenyataannya ada seseorang atau sejumlah siswa, bahkan mungkin seluruh anggota kelompok belajar tidak mampu menyelesaikan program secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Program dalam proses itu dapat diartikan untuk setiap pertemuan, unit pelajaran, atau satuan waktu tertentu.
Untuk mencapai sasaran pencapaian dapat menggunakan pendekatan:
1. Pengulangan
2. Pengayaan/pengukuhan
3. Pencepatan
1. Pengulangan
Pengulangan ini dapat dilakukan dengan berbagai tingkatan sesuai dengan diagnostiknya, yaitu:
a. Pada setiap akhir pertemuan
b. Pada setiap akhir unit pelajaran tertentu
c. Pada akhir setiap satuan program studi
Pelaksanaannya dapat secara:
1. Individual kalau ternyata yang mengalami kesulitan terbatas
2. Kelompok kalau ternyata sejumlah siswa dalam bidang studi tertentu mempunyai jenis/sifat kesalahan atau kesulitan bersama
Waktu dan cara pelaksanaannya:
1. Bila sebagian atau seluruh kelas mengalami kesulitan yang sama, diadakan pertemuan kelas biasa berikutnya.
- Bahan dipresentasikan kembali
- Diadakan latihan/penugasan/soal bentuknya sejenis
- Diadakan pengukuran kembali untuk mendeteksi hasil peningkatan ke arah kriteria keberhasilan
2. Diadakan di luar jam pertemuan biasa
- Diadakan jam pelajaran tambahan bila yang mengalami kesulitan hanya sejumlah orang tertentu (waktu sore, waktu istirahat, dan sebagainya)
- Diberikan pekerjaan rumah dan dikoreksi oleh guru sendiri
3. Diadakan kelas remedial (kelas khusus)
- Bagi siswa yang mengalami kesulitan khusus dengan bimbingan khusus
- Diadakan pengulangan secara total kalau ternyata jauh di bawah kriteria keberhasilan minimal
2. Pengayaan/Pengukuran
Layanan ini dikenakan pada siswa yang kelemahannya ringan dan secara akademik mungkin termasuk berbakat dengan cara:
- Pemberian tugas/pekerjaan rumah
- Pemberian tugas/soal dikerjakan di kelas
3. Percepatan (Akselerasi)
Layanan ini ditujukan kepada siswa yang berbakat tetapi menunjukkan kesulitan psikososial (ego emosional)
- Bila ternyata keseluruhan bidang studi unggul dibanding kelompoknya dapat dinaikkan ke tingkat yang lebih tinggi
- Bila hanya beberapa bidang studi untuk bidang studi ini dapat diteruskan (maju berkelanjutan/continous program)


B. Pendekatan Yang Bersifat Preventif
Pendekatan ini ditujukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan data/informasi diprediksikan atau patut diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi tertentu yang akan ditempuhnya. Prediksi itu dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
- Bagi yang termasuk kategori normal mampu menyelesaikan program belajar mengajar biasa sesuai dengan waktu yang disediakan
- Bagi mereka yang diperkirakan terlambat atau tidak menyelesaikan program dengan batas waktu yang ditetapkan. Berdasarkan prediksi tersebut maka layanan pengajaran perbaikan dapat dengan bentuk:
1. Bentuk kelompok belajar homogen
2. Bentuk individual
3. Bentuk kelompok dengan kelas remedial
C. Pendekatan Yang Bersifat Pengembangan
Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar berlangsung (during teaching diagnostik)
Sasaran pokok dari pendekatan ini ialah agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami selama proses belajar mengajar berlangsung. Karena itu diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan berhasil.
D. Metode dalam pengajaran perbaikan (remedial)
Metode yang digunakan dalam pengajaran perbaikan yaitu metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari tingkat identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut.
Metode yang dapat digunakan yaitu:
1. Tanya jawab
2. Diskusi
3. Tugas
4. Kerja kelompok
5. Tutor
6. Pengajaran individual
1. Tanya jawab
Metode ini digunakan dalam rangka pengenalan kasus untuk mengetahui jenis dan sifat kesulitannya.
Dalam rangka perbaikan serangkaian tanya jawab dapat membantu siswa dalam:
- Memahami dirinya
- Mengetahui kelebihan/kekurangannya
- Memperbaiki cara-cara belajar
Tanya jawab dapat dilakukan secara individual maupun kelompok .
Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan yaitu memungkinkan terbinanya hubungan guru-siswa
- Meningkatkan motivasi belajar
- Merupakan kondisi yang menunjang pelaksanaan penyuluhan
- Menumbuhkan rasa harga diri
2. Diskusi
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi antar individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami oleh kelompok siswa.
Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan, yaitu sebagai berikut:
- Setiap individu dalam kelompok dapat mengenal diri dan kesulitannya dan menemukan jalan pemecahannya
- Interaksi dalam kelompok menumbuhkan sikap percaya mempercayai
- Mengembangkan kerja sama antar pribadi
- Menumbuhkan kepercayaan diri
- Menumbuhkan rasa tanggung jawab
3. Metode tugas
Metode ini dapat digunakan dalam rangka mengenal kasus dan dalam rangka pemberian bantuan
Dengan pemberian tugas-tugas tertentu baik secara individual maupun secara kelompok siswa yang mengalami kesulitan dapat ditolong.
Dengan metode ini siswa dapat diharapkan:
- Lebih memahami dirinya
- Dapat memperluas/memperdalam materi yang dipelajari
- Dapat memperbaiki cara-cara belajar yang pernah dialami
4. Kerja kelompok
Metode ini hampir bersamaan dengan pemberian tugas dan metode diskusi. Yang penting adalah interaksi di antara anggota kelompok dengan harapan terjadi perbaikan pada diri siswa yang mengalami kesulitan belajar karena:
- Adanya pengaruh anggota kelompok yang cakap dan berpengalaman
- Kehidupan kelompok dapat meningkatkan minat belajar. Kehidupan kelompok memupuk tanggung jawab, saling memahami diri.
5. Metode Tutor
Tutor adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk/ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru siswa.
Dengan petunjuk-petunjuk dan guru tutor ini membantu temannya yang mengalami kesulitan.
Pemilihan tutor ini didasarkan atas prestasi, punya hubungan sosial baik dan cukup disenangi oleh teman-temannya.
Tutor berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru.
Dengan tutor ini ada kebaikannya, yaitu sebagai berikut:
- Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab
- Tutor sendiri kegiatannya merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar
- Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri
6. Pengajaran individual
Pengajaran individual adalah interaksi antara guru siswa secara individual dalam proses belajar mengajar. Pendekatan metode ini bersifat individual sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Materi yang diberikan mungkin pengulangan, mungkin materi baru dan mungkin pengayaan apa yang dimiliki siswa.
Pengajaran individual ini bersifat terapeutik, artinya mempunyai sifat penyembuhan dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Untuk melaksanakan pengajaran individual ini guru dituntut memiliki kemampuan membimbing dan bersikap sabar, ulet, rela, bertanggung jawab, menerima dan memahami, dan sebagainya.
Hasil yang diharapkan dalam pengajaran ini di samping adanya perubahan prestasi belajar juga perubahan dalam pemahaman diri siswa.


E. Prosedur Pelaksanaan Remedial Teaching
Remedial teaching yang merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar dapat dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:
1. Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus ini adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan atas penelitian kasus akan dapat ditentukan murid-murid yang perlu mendapatkan remedial teaching. Kemudian ditentukan besarnya kelemahan yang dialami dan dalam bidang studi apa saja yang mengalami kelemahan.
Selanjutnya meneliti dalam domain apa mengalami kesulitan apakah kognitifnya seperti hafalan, pemahaman ataukah aplikasinya; efektif seperti penganggapan, sikap maupun penghargaan, ataukah psikomotornya: keterampilan, kemampuan ekspresinya dan lain-lainnya.
Dalam langkah pertama ini juga dibahas mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan murid, baik yang berasal dari diri sendiri maupun yang berasal dari luar dirinya. Yang berasal dari diri misalnya:
- Tingkat kecerdasannya
- Motivasi untuk berprestasi
- Sikap dalam belajar
- Kebiasaan belajar
- Penguasaan pengetahuan dasar
Sedangkan penyebab yang berasal dari luar:
- Keterbatasan sumber belajar
- Kecocokannya dengan program yang diambil
- Kurang tepat cara mengajar
- Fasilitas yang terbatas
- Kurang serasi hubungan guru dan murid
- Pengaruh lingkungan terhadap belajar
- Tuntutan dari lembaga (program) yang terlalu tinggi dan lain-lain.
2. Menentukan tindakan yang harus dilakukan.
Dalam langkah ini sebagai kelanjutan langkah pertama di atas dilakukan usaha-usaha untuk menentukan karakteristik kasus yang ditangani tersebut. Apakah kasus tersebut termasuk klasifikasi berat, cukup atau ringan. Kasus yang cukup bila murid telah menemukan pola belajar tetapi belum dapat berhasil karena ada hambatan psikologis.
Kasus yang ringan bila murid belum menemukan cara belajar yang baik. Kasus yang berat adalah di samping belum memiliki cara belajar yang baik, juga memiliki hambatan emosional.
Setelah karakteristik harus ditentukan, maka tindakan pemecahan perlu dipikirkan, yaitu sebagai berikut:
a. Kalau kasusnya ringan, tindakan yang ditentukan adalah memberikan remedial teaching.
b. Kalau kasusnya cukup dan berat, maka sebelum diberikan remedial teaching harus diberi layanan konseling lebih dahulu, yaitu untuk mengatasi hambatan-hambatan emosional yang mempengaruhi cara belajarnya
Berdasarkan atas karakteristik kasus tersebut, maka pada tahap kedua ini adalah membuat keputusan tentang cara mana yang harus dipilih di antara a atau b tersebut.
Untuk itu beberapa pertimbangan yang dapat dipakai dalam mengambil keputusan adalah sebagai berikut:
1. Faktor efektivitas, yaitu ketepatan tercapainya tujuan remedial teaching
2. Faktor efisiensi, yaitu sedikitnya tenaga, bea dan waktu yang dipergunakan, namun hasilnya seoptimal mungkin
3. Faktor kesusilaan dengan jenis masalah, sifat individu, fasilitas dan kesempatan yang tersedia. Berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tersebut dan dengan memperhatikan masalah etika dan moral, maka langkah ke-2 dilakukan.
3. Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling.
Tujuan dari layanan khusus bimbingan penyuluhan ini adalah mengusahakan agar murid yang menjadi kasus itu terbatas dari hambatan mental emosional (ketegangan batin), sehingga kemudian siap menghadapi kegiatan belajar secara wajar. Dalam hal ini dapat dilakukan oleh petugas-petugas BP atau psikolog ataupun konselor yang ahli dalam bidangnya. Atau dapat juga bentuk konseling di sini adalah psikoterapi yang dilakukan oleh para ahlinya (psikolog atau psikiater). Tetapi ada kasus ini dapat dilakukan oleh guru sendiri bila masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut:
a. Kasus yang mempunyai latar belakang kurang motivasi dan minat belajar. Dalam hal ini cara yang ditempuh adalah berikut ini:
1. Menghindarkan anak dari pertanyaan-pertanyaan yang negatif yang dapat melemahkan semangat belajar
2. Menciptakan suasana kompetitif yang sehat
3. Memberikan dorongan agar lebih berhasil dalam belajar pada waktu-waktu berikutnya
4. Memberikan hukuman bila terjadi kealpaan secara bijaksana dan adil
5. Memberikan pujian secara wajar
b. Kasus yang mempunyai latar belakang sikap negatif terhadap guru. Untuk ini langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan hubungan yang hangat antara guru dengan murid dan murid dengan murid
2. Menciptakan iklim sosial yang sehat dalam kelas
3. Memberikan pengalaman yang menyenangkan
c. Kasus yang mempunyai latar belakang kebiasaan belajar yang salah. Dalam hal ini cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut ini:
1. Menunjukkan akibat dari kebiasaan belajar yang salah
2. Memberikan kesempatan berlatih dengan pola-pola belajar yang baru
d. Kasus yang berlatar belakang ketidakcocokan antara keadaan pribadi dengan lingkungannya dan programnya
Untuk ini dapat diberikan saran:
1. Memberi bimbingan informasi dalam memilih program dan cara belajar
2. Pengenalan dengan memberikan wawasan tentang program yang ditempuh
Mengenai berhasil tidaknya layanan pada langkah ke-3 ini, beberapa indikator dapat dipakai, yaitu berikut ini:
1. Menunjukkan minat untuk mencari pemecahan masalahnya
2. Menunjukkan kesediaan kerja sama dengan petugas-petugas BP
3. Adanya sikap terbuka karena ketegangan mulai berkurang
4. Mulai menyadari masalahnya secara realistis
5. Menunjukkan sikap yang positif dalam memilih langkah pemecahan berikutnya
6. Menunjukkan kesediaan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

4. Langkah pelaksanaan remedial teaching
Setelah terciptanya pra-kondisi seperti pada langkah (c), maka kemudian dapat dilakukan remedial teaching (pengajaran perbaikan). Sasaran pokok pada langkah ini adalah peningkatan prestasi maupun kemampuan menyesuaikan diri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh guru.
5. Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar.
Dengan diselesaikannya pelaksanaan remedial teaching, maka selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap perubahan pada diri murid yang bersangkutan. Apakah dia sudah dapat mencapai apa yang direncanakan dalam kegiatan remedial teaching atau belum. Untuk mengetahui hal itu dilakukan pengukuran terhadap prestasinya kembali dengan alat tes sumatif seperti yang dipergunakan pada proses belajar mengajar yang sesungguhnya.
6. Melakukan re-evalusi dan re-diagnostik.
Hasil pengukuran yang dilakukan pada langkah ke-5 kemudian ditafsirkan dengan membandingkan dengan kriteria seperti pada proses belajar mengajar yang sesungguhnya. Adapun hasil penafsiran itu dapat terjadi 3 kemungkinan, yaitu berikut ini:
a. Kasus menunjukkan kenaikan prestasi yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang diharapkan
b. Kasus menunjukkan kenaikan prestasi, namun belum memenuhi kriteria yang diharapkan
c. Kasus belum menunjukkan perubahan yang berarti dalam hal prestasi

Sebagai tindak lanjut dari langkah remedial teaching adalah adanya 3 kemungkinan:
a. Bagi kasus yang berhasil, maka selanjutnya diteruskan ke program berikutnya
b. Bagi kasus yang belum berhasil sepenuhnya diserahkan pada pembimbing untuk diadakan pengayaan
c. Bagi kasus yang belum berhasil. Perlu didiagnosis lagi untuk mengetahui letak kelemahan remedial teaching untuk selanjutnya diadakan ulangan dengan alternatif yang sama.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan para pengajar dituntut untuk bisa memberikan pembelajaran yang terbaik kepada para siswanya agar para siswa mudah untuk mencerna pembelajaran yang disampaikan oleh pengajar.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pengajar yaitu pendekatan yang bersifat kuratif dalam hal ini bisa dilaksanakan dengan cara pengulangan, pengayaan materi atau pengukuhan, dan percepatan. Dalam melaksanakan pendekatan tersebut guru juga dituntu untuk memahami secara fisikologis tentang diri siswa semua agar perjuangannya tidak sia sia. Guru juga bisa mengunakan pendekatan yang bersifat Preventif, dan pengembangan.
Disamping itu juga untuk mempermudah pembelajaran guru juga dapat menggunakan metode pengajaran perbaikan dalam rangka pembimbingan belajar hal itu bisa dilaksanakan dengan diadakannya kegiatan seering atau penugasan.
Metode pengajaran perbaikan ada prosedurnya juga. Seperti mengadakan penelitian kasus, menentukan tindakan yang harus dilakukan, memberikan bimbingan konseling, sampai pada langkah pelaksanaan pengajaran perbaikan.
Dengan begitu mungkin hal ini bisa membantu para pengajar dalam mengatasi berbagai problem yang terjadi di barbagai dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abu ahmadi, Drs. Psikologi Umum. Surabaya: Bina Ilmu, 1983
Dakir, Drs. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Institut Press IKIP, 1977
Arijo (Ir). Pedoman Belajar. Jakarta: kolff, 1955
Abu Ahmadi, Drs.H. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta 2004
Oemar Hamalik, Drs. Metode Belajar dan Kesulitan Kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung, 1975
---, Kemajuan Belajar, IKIP Bandung, 1969
---, Penuntun Dalam Praktek Keguruan, IKIP, Bandung 1970
Bimo Walgito, Des. ; Pengantar Psikologi Umum, Yasbit Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1969

Tidak ada komentar:

Posting Komentar